KOMPAS/ADI SUCIPTO
Pendukung Gresik United Rabu (7/3/2012) berunjuk rasa ke manajemen PT Petrokimia Gresik. Mereka protes karena Gresik United tidak bisa main di Gresik, sementara Persegres diperbolehkan. 
GRESIK, KOMPAS.com- Sekitar 30 orang berunjuk rasa ke manajemen PT Petrokimia Gresik terkait tidak bisa mainnya Gresik United di Stadion perusahaan petrokimia itu.
Para pengunjuk rasa menilai Petrokimia Gresik tidak adil dan berlaku deskriminatif. Sebab, Gresik United yang masuk Divisi Utama PSSI harus berlaga di Stadion Bangkalan saat laga kandang, sementara Persegres yang berlaga di Liga Super Indonesia bisa bermain di Stadion Petrokimia Gresik.
Pengunjuk rasa hanya bisa berorasi di simpang tiga Jalan Noto Prayitno dan Jalan Tridharma Gresik. Polisi mengadang mereka untuk tidak masuk ke Komplek Kantor Utama PT Petrokimia Gresik. Akan tetapi sejumlah perwakilan dipertemukan dengan manajemen.
Dalam aksi kali ini, pengunjuk rasa membawa sejumlah poster, di antaranya, "GU Juga Milik Kita", "Turunkan Pemimpin Suka Adu Kerbau", "Ganyang Kekuasaan yang Tolol", "Turunkan Direksi Petro", "Kata Perubahan tapi Kok Memble", "Petro Saya Udah Lama Menghirup Udara Kotor", "Gerakan Pecinta Bola Gresik Lawan Pemimpin KKN", "Pecinta Bola Haus GU Main di Kandang Sendiri Idola Gresik", "Stadion Aset Negara untuk Kepentingan dan Fasilitas Rakyat", "Petro Beri Kami Kebebasan Pakai Stadion", "Persegres Juga Milik Kami, GU Bukan Anak Adopsi", "Kami Cinta GU dan Persegres", "Lawan Penguasa yang Dholim", "Stadion Petro Wajib Dinikmati Rakyat Bukan untuk Kroni dan Cukong", "Turunkan Direksi Petro yang Ditaktor", "Hidup GU Hidup Persegres", "Lawan Kerakusan", "Pemimpin Memble Kok KKN".
Salah seorang pengunjuk rasa, Jefri, menyatakan, Petro tidak adil karena sama-sama klub bola Persegres boleh main di Stadion Petrokimia Gresik, sedangkan GU tidak. "Petro jangan ikut-ikutan dalam pusaran politik agar bisa adil," katanya.

0 comments:

Post a Comment

 
Top