SKUAD Jaka Samudra Persegres melakoni program turun desa 29, 30, dan 31 Desember. Mereka merentang “silaturahim” dengan wara Desa Cerme, Menganti, dan Manyar.
CaTaTaN: Slamet Oerip Prihadi
“Program ini dilakukan sebagai ungkapan terima kasih Persegres kepada warga Gresik. Tanpa dukungan warga Gresik, khususnya Ultras (suporter loyal Persegres), Persegres tidak memiliki makna apa-apa,” tutur manajer teknik Persegres Thoriq Majiddanor.
Persegres adalah milik sekaligus ikon bagi seluruh warga Kabupaten Gresik, dan seluruh warga Gresik yang menyebar di berbagai kota di Indonesia. “Sebaliknya, warga Gresik dan Ultras bagi kami adalah asset yang luar biasa. Demi warga Gresik-lah manajemen berjuang keras agar Gresik tetap memiliki tim kebanggaan yang tetap survive, meskipun tanpa dana APBD,” tambah Jiddan – sapaan akrab Thoriq Majiddanor.
Dengan melaksanakan program turun ke desa diharapkan hubungan dari hati ke hati semakin erat. Dia menyadari besarnya peran suporter. Dalam dua laga home, hasil penjualan tiket sekitar Rp 600 juta. Luar biasa! Dan, sampai laga ke-4, Persegres tercatat tim yang sukses menyedot penonton terbanyak di pentas Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2011-2012.
Katakanlah jika rata-rata hasil kotor penjualan tiket per laga home Rp 250 juta, maka total 17 laga home akan menyedot = 17 x Rp 250 juta = Rp 4,25 miliar! SPONSOR MANA YANG MAU MENYUMBANG DANA SEBESAR ITU?
Di sinilah hebat dan pentingnya peran Ultras dan pecinta Persegres.
Dana sebesar itu sudah bisa menutup biaya penyelenggaraan laga home (termasuk keamanan). LABA BERSIH dari penjualan tiket satu musim minimum Rp 2,5 miliar. Maka, tanggung jawab manajemen adalah mengamankan, merawat, dan mengelola dana yang berasal dari suporter tersebut dengan sebaik-baiknya.
Arus keluar-masuk uang harus dipertanggungjawabkan rupiah per rupiah! Sebab, inilah dana partisipasi murni warga Gresik! Karena itu, hasil penjualan tiket harus dikelola sebaik-baiknya, setepat-tepatnya, dan sejujur-jujurnya.
Kini, Persegres berstatus sebagai klub swasta murni tanpa sepeser pun dana APBD. Investornya warga asli Gresik! Dari Gresik, oleh Gresik, untuk Gresik! Hanya bisa dihitung dengan jari klub professional Indonesia seperti itu.
Jangan ada kebocoran sedikit pun. Jadikanlah laba bersih penjualan tiket tersebut untuk modal awal musim depan. Diperuntukkan uang muka alias down payment (DP) kontrak pemain-pemain musim 2012-2013!
Sebagai klub debutan, sampai laga ke-4, Persegres sukses menembus 10 Besar (lihat klasemen sementara di bawah). Luar biasa, mengingat awalnya tim ini didesain “hanya” di level Divisi Utama.
Karena itu, kepada seluruh jajaran pengurus dan manajemen Persegres Jaka Samudra, jagalah persatuan dan kesatuan internal. Jangan ada konflik sedikit pun. Kalau ada masalah musyawarahkan segera, face to face. Jangan nggrundel di belakang. Ultras dan rakyat Gresik di luar sana mengamati dengan seksama gerak-gerik “di dalam”.
Persegres adalah ikon warga Gresik. Hanya dengan persatuan, ikon tersebut tetap gemilang. Sebagai pecinta bola, kita wajib bersatu dan hidup dalam damai, meskipun yang di atas sana gonjang-ganjing. Semoga Persegres tetap berkibar musim ini, musim depan, selamanya. Amin.*
Tur maut Persegres bulan Januari 2012:
Jumat 6 Januari ke kandang Persiba Balikpapan
Kamis 12 Januari ke kandang Sriwijaya FC
Senin 16 Januari ke kandang Persiram Raja Empat di Stadion Lebak Bulus.*

0 comments:

Post a Comment

 
Top