AKHIRNYA Kamis (10/11-2011) malam para tokoh Ultras dan Laskar Joko
Samudro bertemu. Mereka berdialog dengan baik dan menghasilkan
kesepakatan yang positif.
CaTaTan: SLAMET OERIP PRIHADI
...
Alhamdulillah. Alhamdulillahirobbilalamin. Arek-arek suporter Gresik
menomorsatukan persatuan di atas segala-galanya. Kepentingan pribadi dan
kelompok ditanggalkan demi kejayaan skuad Persegres Joko Samudro yang
bulan depan mulai berkompetisi di level Divisi Utama.
Kamis
(10/11) pukul 23.00 WIB handphone kami membunyikan nada panggilan.
Nanang, salah seorang penggagas berdirinya Laskar Joko Samudro,
menelepon. Begini ceritanya:
Pak, kami teman-teman Joko Samudro
baru saja mengadakan pertemuan dengan dulur-dulur Ultras. Semua
uneg-uneg kita ungkapkan dan kita carikan solusi terbaiknya.
Alhamdulillah dulur-dulur Ultras bersedia mengakomodasi
koordinator-koordinator wilayah Ultras yang selama ini diabaikan.
Sebenarnya itulah pokok persoalannya. Sebagian dulur-dulur Ultras
merasa ditinggalkan dan tak dipedulikan oleh para pimpinan Ultras
sekarang. Kami ini semuanya juga Ultras, pak. Malah kami ikut mendirikan
dan merintis dibentuknya Ultras pada 1999 lalu. Inilah yang menyebabkan
sebagian dari arek-arek Ultras mewacanakan bagaimana kalau dibentuk
saja kelompok suporter Gresik yang baru, bernama Laskar Joko Samudro.
Karena dulur-dulur Ultras sudah sepakat untuk mengakomodasi
Korwil-Korwil yang selama ini diabaikan atau dipinggirkan, maka acara
pengukuhan pukul 11 tanggal 11 (Jumat) bulan 11 tahun 2011 adalah
pengukuhan Yayasan Joko Samudro. Yayasan Joko Samudro ini akan berfungsi
dan berperan sebagai mediator antara manajemen Persegres Joko Samudro
dan seluruh suporter Gresik.
Begitu inti ceritanya.
Sungguh ini sebuah contoh yang sangat baik yang dipentaskan oleh kaum
akar rumput sepak bola nasional. Mereka bisa berdialog dengan dewasa dan
matang, dan bisa menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana. Win win
solution. Mengapa para petinggi sepak bola kita tidak mencontoh saja apa
yang sudah dilakukan oleh arek-arek suporter Gresik?
Para
leluhur Jawa dulu punya pepatah: saiki le, zamane kebo nyusu gudel
(sekarang ini anak lanang, zamannya kerbau menyusu anaknya). Pemimpin
mencontoh rakyatnya. Apa salahnya mencontoh yang baik? Kebaikan bisa
datang dari siapa pun tak memandang usia dan golongan.
Yang jelas, kami sangat mendukung gerakan rekonsiliasi arek-arek suporter Gresik ini. Arek-arek Gresik bersatulah !
Tugas tentu belum selesai. Pembuktian dari para pemimpin Ultras untuk
benar-benar mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan Korwil-Korwil Ultras
dan pasukannya, kita tunggu realisasinya. Kami percaya, amanah ini akan
mereka laksanakan dengan baik.
Kemudian susunlah program
rekonsiliasi dalam skala yang lebih besar. Susunlah program yang elegan
untuk berdamai dengan kelompok-kelompok suporter yang lain. Kita
semestinya sangat berbangga menjadi arek Jatim. Sebab, dinamika
kehidupan sepak bola di Jatim sangat luar biasa. Bahkan menjadi
barometer sepak bola nasional.
Andaikata seluruh klub dan para
suporternya menyatu, Jatim pasti bisa membangun Republik Sepak Bola
Jatim. Ayo, apa yang kita inginkan? Mau membangun Akademi Sepak Bola
terbaik di Indonesia? Kalau seluruh klub bahu membahu, Jatim pasti punya
Akademi Sepak Bola terbaik dan terlengkap di Indonesia. Taruhlah
masing-masing kelas sesuai kelompok usia punya 100 siswa (berasal dari
Pengcab dan klub mana pun di Jatim).
Kami yakin 8 tahun lagi Jatim bisa membangun satu tim nasional U19 yang mampu menembus Empat Besar Asia!
Asal pengelolaannya professional dan akuntabel, para pelatihnya
bersertifikat minimum B, modul kepelatihannya bila perlu mencontoh
Akademi Sepak Bola-nya Barcelona, maka hal yang sekarang kita anggap
mustahil menjadi hal yang NYATA!
Kita memang bersaing saat
bertanding, tapi di luar lapangan arek-arek suporter Jatim,
pelatih-pelatih Jatim, tokoh-tokoh sepak bola Jatim, para teknokrat
(pemikir) sepak bola Jatim bersatu padu membangun Republik Sepak Bola
Jatim! Jangan biarkan hal ini terus menjadi impian. Di sinilah peran
Gubernur Jatim, para Kyai top di Jatim, tokoh-tokoh militer dan
kepolisian di Jatim, para tokoh perguruan tinggi di Jatim, para anggota
Dewan Perwakilan Rakyat di Jatim untuk menggalang dan merealisasikannya.
Para pengusaha top di Jatim pasti akan mem-back up penuh kalau
programnya hebat, konkret dan manajemennya professional dan akuntabel.
Target jangka menengah (4 tahun) apa? Mboh yaopo carane iso kelakon
dengan baik. Target jangka panjang (8 tahun) menggegerkan Asia! Timnas
Indonesia U19 pernah dua kali juara AFC U19 Championship pada 1990 dan
1994. Mengapa sekarang tidak bisa? Paling tidak masuk semifinal.
Pemikiran-pemikiran besar seperti inilah yang dibutuhkan oleh sepak bola Jatim dan Indonesia saat ini. Semoga.*
0 comments:
Post a Comment