Awal mula Sejarah itu
Petrokimia Putra Gresik berdiri pada Jumat 20 Mei 1988. Pendirinya
pihak manajemen PT Petrokimia Gresik. Sejak berdiri hingga sekarang,
klub yang didanai pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik tersebut telah lebih
dari 15 tahun berkiprah di Divisi Utama Liga Indonesia. Banyak klub
besar di Indonesia yang pernah satu kelas dengan Petro Putra kini
tinggal nama alias almarhum. Misalnya, Bandung Raya Bandung, Niac Mitra
Surabaya, Warna Agung Jakarta, Assyabaab Surabaya, Perkesa, BPD Jateng,
dan lain-lain.
Setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa
dicatat dalam perjalanan Petro Putra di dunia persepakbolaan nasional.
Kiprah perdana klub ini mengikuti kompetisi pada era Galatama 1988-1989.
Ketika itu, kompetisi sepakbola secara nasional ada dua kutub besar.
Yakni, Galatama yang diikuti klub-klub semiprofesional dan perserikatan
yang diikuti klub yang didanai dan dikelola pemda.
Ketika kali
pertama masuk Galatama, sebenarnya di Gresik ada klub perserikatan yang
bertengger di Divisi Utama Perserikatan, yakni Persegres. Bahkan,
sebagian pemain Petro Putra angkatan pertama adalah alumni Persegres.
Ketika itu, antusiasme warga Gresik lebih condong ke Persegres daripada
ke Petro Putra.
Beberapa pemain angkatan pertama Petro Putra
yang alumni Persegres, antara lain Sasono Handito (kiper), Ferril
Raymond Hattu, Rubianto, Reno Latupeirissa, Karyanto, Abdul Muis,
Masrukan, Lutfi, Hasan Maghrobi, Derry Krisyanto, dan lain-lain. Mereka
di bawah pelatih Bertje Matulapelwa dengan asisten pelatih Hendrik
Montolalu dan Slamet Haryono. Hendrik merupakan mantan kiper Niac Mitra
Surabaya.
Saat Liga Indonesia pertama digelar pada 1994/1995,
Petrokimia Putra oleh banyak kalangan diberi gelar "juara tanpa
mahkota". Sebab, di partai final Liga Indonesia di Stadion Bung Karno
Jakarta, Petro yang saat itu di bawah besutan pelatih Andi Muhammad
Teguh dengan asisten pelatih Ferril Raymond Hattu dan Bambang Purwanto
kalah dari Persib Bandung dengan skor 0-1. Padahal, dalam pertandingan
tersebut, Petro memasukkan gol lebih dulu melalui kaki Jacksen F Tiago.
Namun, dianulir wasit tanpa alasan jelas.
Kiprah Petro Putra
saat itu memang luar biasa. Petro ketika itu mendatangkan tiga pemain
asing, yakni Derryl Sinnerine asal Trinidad and Tobaggo. Posisinya
sebagai kiper. Lalu Carlos de Mello di posisi playmaker dan Jacksen F
Tiago sebagai striker. Selain Jacksen dan Carlos, tim Petro melahirkan
banyak bintang baru, seperti Widodo C Putra, Eri Irianto, dan Suwandi
HS. Ketiganya kemudian jadi langganan masuk pelatnas PSSI.
Melalui perjalanan panjang, Petro berhasil menjadi jawara Liga Indonesia
2002. Prestasi tersebut mendobrak hegemoni klub klub kota besar di
deretan utama persepakbolaan nasional. Biasanya jawara liga direbut
tim-tim dari kota-kota besar dan secara tradisional memiliki kiprah dan
prestasi sepakbola yang melegenda. Misalnya, Persebaya Surabaya, Persib
Bandung, PSIS Semarang, Persija Jakarta, maupun PSM Makassar.
Berbeda dengan Liga Indonesia 1994/1995 yang menghasilkan kekecewaan
mendalam bagi Petro, pada Liga Indonesia 2002 Petro dinaungi oleh dewi
fortuna. Setelah di penyisihan menjadi kampiun Wilayah Timur, Squad yang
ditukangi Sergei Dubrovin ini sempat berada di ujung tanduk dalam babak
delapan besar Grup K yang digelar di kandang sendiri. Menang 3-0 dari
Arema pada pertandingan pembuka, Petro ditaklukkan oleh Persipura 0-1.
Dalam laga penentuan Petro kembali takluk dari Persita 0-1, sehingga
mereka tinggal berharap Persipura dapat dikalahkan oleh Arema dengan
skor tipis. Harapan mereka terkabul, gol Khusnul Yuli ke gawang
Persipura membawa Petro ke semifinal.
Pada babak Semifinal,
Jawara Wilayah Barat dan Juara Grup K, Semen Padang sudah menunggu.
Grafik Semen Padang yang tak terkalahkan di babak delapan besar berhasil
dihentikan Petro melalui adu keberuntungan tendangan penalti, tiga
pemain Semen Padang gagal menyarangkan bola. Di Final, tim yang juga tak
terkalahkan sejak babak delapan besar, Persita Tangerang menghadang.
Lagi-lagi keberuntungan berpihak pada Petro. Gol Ilham Jayakesuma di
menit pertama berhasil dibalas lima belas menit sebelum babak kedua
usai. Puncaknya, pada menit ketigaperpanjangan waktu Yao Eloi berhasil
memastikan gelar juara jatuh kepada Petro.
Sayangnya gelar
juara Liga Indonesia 2002 tersebut menjadi titik balik dari perjalanan
panjang Petrokimia Putra. Setahun kemudian, Petrokimia harus mengakhiri
kompetisi dengan lesu setelah terdegradasi ke Divisi I. Petro mengikuti
jejak PSIS yang juara untuk kemudian terdegradasi pada musim
selanjutnya. Bedanya usaha Petro untuk bangkit menemui kegagalan.
Pada awalnya penampilan Petro sempat meyakinkan dengan menjadi juara
setengah putaran kompetisi. Tapi Petro kemudian terpelanting ke
peringkat lima dan gagal lolos ke babak 6 besar. Di akhir musim, ada
angin segar dari perubahan jumlah peserta Liga yang membuat Petro
mendapat promosi gratis. Sayangnya hal tersebut semu belaka, Petro
menghuni dasar klasemen dan kembali terdegradasi ke Divisi I.
Belakangan, isu pembubaran dan penggabungan Petro dengan Persegres
justru lebih mengemuka dibanding upaya untuk kembali mengangkat Petro
kembali ke Divisi Utama
Berubah menjadi Gresik United

Pada
November 2005 lalu persepak bolaan gresik nyaris hilang dengan adanya ultimatum
dari pihak Petro sebagai pengelola PS.Petrokimia Putra di karenakan alasan
dana, dengan segala cara Ultras mengambil cara dan jalan agar sepak bola di
kota Gresik tidak sampai hilang begitu saja. Demo penyampaian aspirasi ke
Kantor DPR dan juga ke Kantor Utama Graha PetroKimia. Dengan membuahkan hasil
adanya Komitmen dari Pihak Pemkab Gresik dan juga PT. Petrokimia yang di
jembatani melalui Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gresik, maka lahirlah
Gresik United sebagai ganti hilang nya Petro Putra dan Persegres yang pernah
mengharumkan nama Kota Gresik sebagai jawara Ligina.
Lahirlah Persegres Gresik
Namun
demikian, dalam perkembangannya, Petrokimia Putra dan Persegres Gresik
meleburkan diri menjadi Gresik United. Tetapi pada tahun 2011 Persegres Gresik
berdiri sendiri alias sudah tidak melebur dengan Petrokimia Putra.
Didirikan | 1988 |
|
Lokasi | Sekretariat Gedung SOR Tridharma PT Petrokimia Gresik, Jalan Jenderal A Yani, Kabupaten Gresik |
|
Suporter | ULTRAS GRESIK |
|
Penghargaan | Prestasi:
1. Masuk 4 besar kompetisi Galatama IX tahun 1989/1990
2. Penghargaan PSSI sebagai tim fair play/terbaik pada kompetisi Galatama XIII 1988/1989
3. Sebagai finalis/runner up KLI I 1994/1995 (Dijuluki juara tanpa mahkota)
4. Masuk putaran final (10 besar) KLI V 1998/1999
5. Juara KLI VIII 2001/2002.
6. Masuk 16 besar/putaran 3 Piala Winners Asia tahun 1995/1996
7. AFC Champion League tahun 2002/2003 sampai dengan putaran kedua. |
|
Social Media