ULTRAS
– Ulah Terampil Rasional, julukan suporter loyal Gresik – bersikap
bijak. Mereka mendukung total Gresik United dan Persegres Jaka Samudra.
CaTaTaN : Slamet Oerip Prihadi
Sikap seperti inilah yang patut diacungi
jempol. Arek-arek akar rumput (suporter maupun wartawan) tidak ingin
terseret dalam arus konflik kaum elite sepak bola Nusantara. Mereka
menyikapi realita yang berkembang dengan pikiran yang baik (positive thinking).
Hal ini disampaikan oleh Sekum Ultras, Imam Junaedi Kusuma, kepada para wartawan yang meliput acara launching
(pengenalan kepada public) tim Gresik United FC Divisi Utama PT LPIS
(Liga Prima Indonesia Sportindo). Dua-duanya adalah asset berharga bagi
masyarakat Gresik. “Tak hanya kedua tim itu, Ultras juga mendukung total
tim U-17 Gresik atau tim U-21 Gresik. Bahkan juga tim bola voli Gresik.
Tim olahraga apa pun kami dukung penuh,” tuturnya.
Persoalan dualisme pengelola
kompetisi sepak bola professional: PT Liga Indonesia (LI) dan PT LPIS
adalah persoalan para elite. Kalau toh mengusung risiko, itu
risiko kaum elite. Tanggung jawab moral mereka. Dan, mereka harus bisa
menyelesaikannya dengan baik. Jangan sampai para suporter dibawa-bawa
dan dipecah-belah.
Fenomena kearifan Ultras, kearifan
Bonek, dan semoga juga kearifan seluruh kelompok suporter, benar-benar
mengagumkan. Kalau sudah begini, mereka bisa diibaratkan bagai Dewa yang
berdiri di atas semua golongan, di atas kaum yang bertikai, mengamati
dengan jernih, arif, sportif, fair (adil).
Inilah salah satu contoh betapa rakyat
jelata lebih luas wawasan dan tinggi tingkat adaptasi dan persepsinya
dibanding yang di atas sana. Mereka semakin cerdas. Tidak gampang
digoyang, tidak mudah dipecah. Klub boleh dua, tapi Ultras tetap satu.
Salam satu jiwa!
Para pecinta sepak bola lebih memikirkan
nasib para pemain, para pelatih, dan proses pembinaan mereka. Kapan tim
nasional Indonesia memiliki pemain-pemain kualitas Asia? Kapan pelatih
Indonesia dihargai dunia internasional dan melatih klub J-League (Liga
Jepang) misalnya.
* * * *
Sementara itu, manajemen Gresik United FC Divisi Utama juga bersikap low profile
(rendah hati). “Kami menghormati dan mendoakan agar senior kita
(Persegres Jaka Samudra ISL) mencapai prestasi terbaiknya. Gresik United
Divisi Utama adalah klub junior yang mengakomodasi pemain-pemain lokal
terbaik Gresik. Pemain-pemain lokal terbaik yang tak tertampung di
Persegres. Saya yakin mereka akan mampu menjunjung nama besar Gresik,”
kata GM PT Gresik United, H. Hadi Kusono.
Yang terjadi adalah saling mendukung,
bukan persaingan atau rivalitas tidak sehat. “Karena itu, kami meminta
Pemkab Gresik jangan diskriminatif. Saya percaya Pak Bupati Sambari
(Halim Radianto) adalah tokoh Gresik yang bijaksana. Problem belum
adanya izin pakai Stadion Petrokimia Putra saya kira hanya masalah
miskomunikasi. Saya yakin Gresik United bisa memakai Stadion Petrokimia
sebagai medan kandang,” kata Hadi Kusono usai memberikan sambutan dalam
acara launching tersebut.
CEO Gresik United (GU), Mohammad Ali
Muchid SE MM, dalam sambutannya menjelaskan mengapa GU ikut Divisi
Utama? “Sebulan lalu dalam rapat PSSI di Jakarta, saya dan Pak Mujiono
(tokoh bola Gresik) hadir. Saya lupa tanggalnya, tapi hari itu adalah
hari terakhir masa pendaftaran klub Divisi Utama LPIS,” katanya.
Waktu itulah beberapa tokoh Ultras, dia
tak mau menyebut nama, menelepon Mujiono. Mereka menginformasikan bahwa
Gresik United PT Persegres Jaka Samudra berganti nama jadi Persegres.
“Karena itu, teman-teman Ultras meminta agar Gresik United didaftarkan
saja di Divisi Utama PT LPIS. Yo, tapi nggawe duwike sopo mbiayai (memakai uang siapa untuk membiayai) klub GU Divisi Utama? Begitu jawaban saya kepada teman Ultras. Tapi mereka tetap ngotot, wis talah Bah sing penting didaftarno disik (Sudahlah Abah, yang penting didaftarkan dulu).”
Inilah awal niat dan tekad membentuk tim
Gresik United Divisi Utama yang kini bernaung di bawah PT Gresik
United. “Karena itu, sekarang saya ganti nagih janji. Karena
saudara-saudara Ultras yang mendesak GU Divisi Utama dibentuk, kami
jajaran manajemen meminta dukungan penuh saudara-saudara Ultras. Salam
satu jiwa!” kata Ali Muchid dalam sambutannya.
Sekitar 100 Ultras yang hadir dalam
acara launching itu langsung menyambut permintaan Ali Muchid dengan
teriakan serempak: “Sampek matek tetep ndukung GU (Sampai mati tetap
mendukung GU)!”
Acara launching dikemas
sederhana, tapi meriah dan pekat nuansa persaudaraan. Tidak ada ucapan
negative dan menyudutkan pihak lain. “Paling tidak kami sudah melakukan
antisipasi. Kalau sampai Persegres kena skorsing, tahun 2013 turun ke
Divisi Tiga, Gresik masih punya GU Divisi Utama,” ujar Ali Muchid.
Kita belum tahu apa yang bakal terjadi
dalam 3 sampai 6 bulan ke depan. Perang strategi di Jakarta dan daerah
semakin naik intensitasnya. Langkah antisipasi dilakukan dengan cara
masing-masing. Semoga sepak bola Merah-Putih tetap berkibar. Seperti
yang telah dilakukan oleh skuad Garuda Muda U-23 kita. Amin.*